Header Ads

Pernyataan Menteri Agama Berbahaya: Dunia Terbalik, Rohis Diawasi, LGBT Dilindungi

[...]

Pernyataan Menteri Agama Berbahaya: Dunia Terbalik, Rohis Diawasi, LGBT Dilindungi

www.posliputan.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda (PP) Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, harusnya Kementerian Agama melindungi Rohis dan mengawasi LGBT yang merusak moralitas bangsa. Bukan malah menghimbau mengawasi Rohis dan malah terkesan melindungi Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT)

Pernyataan Menag Lukman Hakim Saifuddin yang akan mengawasi Rohis dan meminta tidak mengucilkan LGBT terkesan memberikan perlindungan terhadap LGBT. Ini sangat berbahaya dalam perkembangan generasi muda untuk membangun organisasi. "Statement itu (Menag) bernuansa stigma. Stigma seperti itu saya rasa berbahaya sekali dan tidak elok," ujar Dahnil kepada Harian Terbit, Rabu (12/7/2017).

Menurutnya, penyataan Menag tidak tepat karena bisa menyebabkan pelajar enggan untuk beraktivitas dan berorganisasi melalui Rohis. Apalagi pernyataan tersebut hanya didasari oleh penelitian yang masih debatable yang validasi dan kebenarannya bisa dikoreksi. Faktanya selama ini, Rohis telah memberikan kontribusi besar dalam merawat dan membina akhlak pelajar-pelajar di Indonesia. Tidak jarang diantara lulusan Rohis berhasil meraih prestasi yang membanggakan.

"Jadi bagi saya pernyataan Menag tersebut sangat tidak elok dan justru menyudutkan gerakan pelajar Islam melalui Rohis yang selama ini menjadi persemaian merawat akhlak dan gerakan Islam di Indonesia," jelasnya.

Walaupun pernyataan Menag telah menyudutkan remaja muslim, sambung Dahnil, pihaknya tetap akan melakukan dialog atau tabayun kepada Menag. Sehingga hal-hal yang miskomunikasi bisa diketahui lebih lanjut. "Kita tabayun ke Menteri Agama, apa yang dia maksud," tegasnya.

Menyudutkan

Sementara itu Ketua Front Mahasiswa Islam (FMI) Habib Ali Alatas mengatakan, adanya abdi negara yang menyudutkan umat Islam karena telah terjangkiti penyakit Islamophobia. Ironisnya penyakit tersebut terjadi di negara yang penduduknya mayoritas muslim terbesar di dunia. Padahal, Indonesia adalah negara Pancasila yang menjunjung tinggi agama, yang ditekankan kembali dalam pasal 29 ayat 1 UUD 1945, bahwa negara ini berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

Ali menilai, dengan penyataan Menag yang akan mengawasi yag berbau Islam diawasi, sementara yang melanggar Islam justru dibebaskan bahkan dilindungi seperti LGBT, maka hal tersebut menunjukan bahwa tidak ada keahlian yang dimiliki Lukman Hakim Saifuddin dalam memimpin Kemenag. "Itulah akibatnya ketika suatu urusan bukan diserahkan kepada yang ahlinya," jelasnya.

Terpisah, Jubir FPI Ustadz Slamet Maarif mengatakan, sebagai omas yang lindungi umat Islam maka pihaknya akan memperkuat majelis taklim yang menjadi binaan FPI. Hal ini dilakukan karena dunia telah terbalik. Buktinya pemerintah yang mencurigai dan diawasi yang baik-baik sementara kejahatan dan penyimpangan seksual dibiarkan bahkan terkesan dilindungi.

"Kemenag seharusnya menjadikan rohis sebagai kegiatan eksul utama di sekolah dan di kampus - kampus untuk pembentengan aqidah dan pembentukan karakter bangsa sesuai ajaran islam," jelasnya.

Jangan Dikucilkan

Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saefuddin meminta masyarakat agar tidak mengucilkan kaum LGBT. Lukman justru menganjurkan agar masyarakat merangkul para pelaku LGBT.

�LGBT adalah tindakan yang dilarang oleh agama, tapi bukan berarti kepada mereka yang orientasi seksualnya tidak sebagaimana seharusnya itu harus kita sisihkan dari agama. Bahkan agama harus merangkul mereka agar perilaku seksualnya sebagaimana yang diajarkan agama,� tutur Lukman seusai menggelar kegiatan halal bihalal dengan aparatur sipil negara (ASN) di Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta, Senin (3/7/2017).

Sebelumnya, langkah CEO Starbucks, Howard Schultz yang dianggap mendukung LGBT menuai kecaman Muhammadiyah. Ketua bidang Ekonomi Pengurus Pusat Muhammadiyah, Anwar Abbas, langkah Starbucks yang mendukung LGBT dikhawatirkan merusak akhlak dan moral generasi muda, khususnya di Indonesia.

"Untuk itu bagi mencegah tidak terjadinya hal demikian, maka sudah saatnya masyarakat dan seluruh rakyat Indonesia untuk mempertimbangkan pemboikotan terhadap produk Starbucks ini," kata Anwar. [opb / htc]
[...]Setalah membaca, bantu kami menyukai FP Pos Liputan :)

No comments

Powered by Blogger.