Header Ads

250 Ton Sabu Asal China Masuk Indonesia, Korban Tewas 15 Ribu Orang

[...]

250 Ton Sabu Asal China Masuk Indonesia, Korban Tewas 15 Ribu Orang

www.posliputan.com - Indonesia dibanjiri narkoba. Sebanyak 250 ton narkotika jenis sabu asal China masuk ke negeri ini, belum lagi dari negara lainnya. Korban meninggal akibat mengonsumsi barang haram ini terus bertambah, per hari 50 orang tewas dan 15 ribu orang meninggal dalam setahun. Penyebarannya pun semakin masif, sudah mencapai kawasan perkebunan dan daerah terluar di Tanah Air. Penggunanya dari berbagai kalangan mulai orang dewasa sampai anak-anak.

Masuknya narkoba jenis sabu dari China itu disampaikan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso.

"Dari Tiongkok masuk ke Indonesia, menurut informasi, itu 250 ton sabu. Satu ton sabu itu bisa dikonsumsi untuk lima juta orang. Akibat narkoba, dalam setahun korban tewas mencapai 15 ribu orang. Ini ancaman berat bagi kita," ujar Gatot Nurmantyo di Jakarta, belum lama ini.

Hal sama disampaikan Kepala BNN, Komjen Pol Budi Waseso, mengungkapkan pada tahun 2016 lalu ada 250 ton narkotika jenis sabu yang masuk ke Indonesia dari negara Tiongkok.

�Ada 11 negara di dunia yang mensuplai narkotika ke Indonesia, 11 negara itu dengan jumlah yang cukup besar. Bahkan dari Tiongkok memasukkan sabu 250 ton. Ini data dari Tiongkok sendiri," kata Budi Waseso , Kamis (13/7/2017).

"Bahkan dilaporkan kepada kita dua bulan yang lalu, prekursor (bahan baku untuk obat-obatan narkotika) tahun 2016 yang disuplai masuk ke Indonesia itu adalah 1.097,6 ton," tambahnya.

Hancurkan Bangsa

?Maraknya peredaran narkoba di Indonesia disebut-sebut bertujuan untuk menghancurkan generasi bangsa Indonesia. Peredaran narkoba dilakukan organisasi internasional secara konsepsional dan sistematis. Hal itu disampaikan Ketua Umum Organisasi Gerakan Antinarkoba (Granat) Henry Yosodiningrat.

Henry sekaligus menentang pemberian rehabilitasi terhadap pejabat pejabat yang tersandung kasus narkoba. Menurut politisi PDIP tersebut, yang perlu direhabilitasi adalah pemakai narkoba yang sudah di tingkat pecandu.

Dirinya mengungkap, pintu masuk perdagangan narkoba memiliki sejuta pintu. Perdagangan yang paling besar sebenarnya bukan melalui pelabuhan laut. Perdagangan narkoba yang melalui pelabuhan laut hanya kecohan. Sementara pintu masuk yang paling besar, yakni pelabuhan peti kemas.

Henry menjelaskan, pecandu narkoba tidak akan pernah berhenti meskipun dihukum dalam rutan selama lima tahun bahkan lebih. Dia memastikan tidak ada rumah tahanan di Indonesia yang aman dari narkoba. "Tunjukkan pada saya, kalau ada rutan yang aman dari peredaran narkoba di Indonesia ini," ujar Hendri di Jakarta, Senin (17/7/2017).

50 Tewas Per Hari

Maraknya peredaran narkoba, kata dia, sedikitnya 50 orang per hari tewas akibat zat mematikan itu dan 6 juta anak bangsa mengalami ketergantungan narkoba. Sehingga, untuk memberantas narkoba tidak cukup dilakukan pihak kepolisian saja. Menurut dia, adanya keterlibatan masyarakat dengan cara membuat suatu ormas yang bertujuan memberantas narkoba.

Henry mengatakan, menghilangkan narkoba dari muka bumi itu mustahil dilakukan. Sehingga, solusi utama melakukan pencegahan dengan sesering mungkin menyosialisasikan kepada anak bangsa berusia remaja.

Harus Waspada

Sementara itu, Pengamat Politik dari Budgeting Metropolitan Watch (BMW), Amir Hamzah, mengingatkan agar aparat keamanan dan intelijen lebih meningkatkan kewaspadaan.

Amir mensinyalir, kawasan utara Jakarta berpotensi untuk dimanfaatkan oleh kaki tangan jaringan narkoba Cina Daratan. "Harus diwaspadai jaringan narkoba asal Cina Daratan karena mereka mempunyai agenda untuk menghancurkan bangsa ini melalui barang haram itu," tegas Amir, di Jakarta, Senin (17/7/2017).

"Secara geostrategi dan geoekonomi kawasan utara Jakarta, khususnya sepanjang Pantai Pluit, Muara Baru dan Muara Karang berpotensi untuk dimanfaatkan oleh kaki tangan dalam negeri dari jaringan narkoba Cina ini," papar Amir.

Menurut Amir, jaringan narkoba asal Cina Daratan ini tidak mungkin bisa beroperasi secara laten tanpa dukungan kaki tangan di dalam negeri yang kebanyakan warga Cina.

Disisi lain, ?kebijakan revitalisasi Kota Tua dan reklamasi pantai utara, kata Amir, memunculkan resistensi signifikan terhadap keamanan dan kedaulatan NKRI.

"Sekalipun secara ekonomis kedua kebijakan tersebut akan melahirkan keuntungan secara materi, namun untuk jangka panjang dari sudut pandang geostrategi dan geopolitik hal tersebut dapat menimbulkan resistensi signifikan keamanan dan kedaulatan NKRI," tegas Amir.

Amir juga menyebutkan data tersangka ataupun terpidana kasus narkoba sebagian besar pelakunya berasal dari Cina Daratan. "Munculnya jaringan narkoba dalam jumlah besar yang pelakunya sebagian besar berasal dari Cina Daratan, sepatutnya mendapat perhatian serius dari aparat pertahanan dan keamanan negara," ungkap Amir. [opb / htc]
[...]Setalah membaca, bantu kami menyukai FP Pos Liputan :)

No comments

Powered by Blogger.