Curahan Hati Seorang Professor yang Dilarang mendatangi Diskusi, Rezim Otoriter itu telah kembali
www.posliputan.com - Gelaran Pelantikan Pengurus dan diskusi publik yang berjudul "Diskursus : Islam, Indonesia dan Khilafah akhirnya batal digelar. Diskusi Publik yang direncanakan mendatangkan seorang Guru Besar Fakultas hukum UNDIP Prof Suteki, di duetkan seorang tokoh muda sekaligus Dosen Undip Muhammad Choirul anam ini mendapatkan tekanan dari berbagai pihak.
Panitia yang kami hubungi, mengaku pihak Hotel tempat penyelenggaraan akan didatangi Banser dan Panitia dipaksa untuk membuat surat ijin oleh Polisi, Bahkan setingkat POLDA.
Apakah Menggelar Diskusi itu harus ada ijin dari Polisi? Ternyata TIDAK, dalam hal ini POLISI bahkan melanggar aturanya sendiri. SIlahkan Lihat SOP disini
http://tribratanewskendal.com/rubrik/giat-ops/standar-operasional-prosedur-pelayanan-penerbitan-surat-ijin-pemberitahuan-kegiatan-masyarakat-dan-menyampaikan-pendapat-dimuka-umum/
Point 4 dan 5 diatas menjelaskan bahwa acara Diskusi yang akan Di gelar FSPI diatas tidak butuh pemberitahuan kepada POLISI, tapi mengapa polisi melakukan Terror?
Jelas Pihak Polisi dkk melakukan intimidasi melawan HUKUM !!
Bukan hanya Panitia, ternyata narasumberpun mendapat intimidasi,...berikut kami kutipkan
##INTIMIDASI##
Mengapa acara seperti ini tidak boleh diselenggarakan?
Apakah Guru besar seperti saya pun "tidak berhak" untuk mengupas, menyandingkan, menandingkan antara Islam, Keindonesiaan serta Khilafah?
Saya hanya ingin mendudukkan bgm Relasi antara agama dan negara secara keilmuan. Relasi antara Kitab suci dan Konstitusi. Bagaimana kedudukan Pancasila dlm kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara. So..bisakah Indonesia dengan sistem khilafah.. Ini didiskusikan secara terbuka. Disaksikan orang banyak, tdk ada rencana makar juga..laaah bahayanya di mana?
Masihkah kita berani menyombongkan diri dan berkata: Sungguh ilmu itu bebas nilai!?
Pintu telah tertutup, tinggal jendela kecil untuk hirup segarnya udara berdebu. Masih adakah ilmuwan sejati bertahan di negeri ini?
##INIKAHPERSEKUSIILMUWAN?
Rezim ini panik setengah mati........ [dkm]
Panitia yang kami hubungi, mengaku pihak Hotel tempat penyelenggaraan akan didatangi Banser dan Panitia dipaksa untuk membuat surat ijin oleh Polisi, Bahkan setingkat POLDA.
Apakah Menggelar Diskusi itu harus ada ijin dari Polisi? Ternyata TIDAK, dalam hal ini POLISI bahkan melanggar aturanya sendiri. SIlahkan Lihat SOP disini
http://tribratanewskendal.com/rubrik/giat-ops/standar-operasional-prosedur-pelayanan-penerbitan-surat-ijin-pemberitahuan-kegiatan-masyarakat-dan-menyampaikan-pendapat-dimuka-umum/
Jelas Pihak Polisi dkk melakukan intimidasi melawan HUKUM !!
Bukan hanya Panitia, ternyata narasumberpun mendapat intimidasi,...berikut kami kutipkan
##INTIMIDASI##
Mengapa acara seperti ini tidak boleh diselenggarakan?
Apakah Guru besar seperti saya pun "tidak berhak" untuk mengupas, menyandingkan, menandingkan antara Islam, Keindonesiaan serta Khilafah?
Saya hanya ingin mendudukkan bgm Relasi antara agama dan negara secara keilmuan. Relasi antara Kitab suci dan Konstitusi. Bagaimana kedudukan Pancasila dlm kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara. So..bisakah Indonesia dengan sistem khilafah.. Ini didiskusikan secara terbuka. Disaksikan orang banyak, tdk ada rencana makar juga..laaah bahayanya di mana?
Masihkah kita berani menyombongkan diri dan berkata: Sungguh ilmu itu bebas nilai!?
Pintu telah tertutup, tinggal jendela kecil untuk hirup segarnya udara berdebu. Masih adakah ilmuwan sejati bertahan di negeri ini?
##INIKAHPERSEKUSIILMUWAN?
Rezim ini panik setengah mati........ [dkm]
[...]Setalah membaca, bantu kami menyukai FP Pos Liputan :)
Post a Comment