AKU BENCI MUHAMMADIYAH?
www.posliputan.com- Aku tidak paham, mengapa ormas ini tidak pernah koar-koar sebagai institusi yang paling demokratis. Tidak pula mengibarkan bendera sebagai organisasi yang sangat toleran. Tidak berusaha mengambil hati penguasa dengan mengiyakan begitu saja. Padahal kalau mau banyak dana yang berpotensi mengalir untuk membesarkan namanya. Malah sering mengajukan judicial review terhadap peraturan perundang-undangan.
Meskipun anti kekerasan dan terorisme, tidak takut memberikan pembelaan kepada terduga teroris yang teraniaya karena mekanisme yang menurutnya banyak ‘misteri’. Kok nggak memilih duduk manis sambil terus ikut teriak basmi teroris ….? Mbok ya proaktif ikut gerakan deradikalisasi kan banyak keuntungan materi yang bisa dimanfaatkan.
Muhammadiyah sepakat dengan asaz Pancasila tapi tidak mau membenci mereka yang nerlainan pendapatnya. Muhammadiyah berbeda pemahaman dengan MTA tapi belum pernah terdengar mereka menghalang-halangi atau membubarkan pengajian MTA.
Tidak semeja dengan HTI, tapi kok nggak mau memusuhi, memerangi atau minimal menolak kegiatan yang dilaksanakan. Sukur mau proaktif ikut membubarkan. Sama sekali tidak ada hubungan dengan Dr. Zakir Naik dan beberapa prinsipnya berbeda, tapi tidak pernah mau mencela apalagi mengagitasi pihak lain agar membenci beliau.
Tanpa seruan khusus masa Muhammadiyah hampir seragam menyikapi pilkada DKI, tidak ada yang ‘pating penthalit’. Saya juga heran meskipun memiliki pasukan KOKAM dan Tapak Suci kok jarang sekali terdengar menggunakan kekerasan padahal jelas-jelas beberapa amal usahanya diganggu. Tetapi lebih mempercayakan pada aparat negara yang tersedia.
Saya melihat Muhammadiyah memandang bid’ah adanya tahlilan (; baca selamatan kematian), tidak biasa maulidan, berpandangan lain pada kegiatan manaqiban, barzanjian (berjanjen) dan sejenisnya tetapi bisa hidup rukun dengan NU, saudaranya.
Lebih suka dekat dan berlemah lembut dengan sesama muslim tetapi tidak membenci apalagi memerangi yang lain. Tidak menggantungkan bantuan pemerintah namun amal usahanya luar biasa banyak dan manajemennya cenderung rapi.
Aku memang BENCI dengan Muhammadiyah, benar-benar cinta. Pesanku, tetaplah pada sikapmu tidak usah propaganda sebagai ormas paling toleran, tetapi justru jika beda pendapat sesama muslim terus membenci. Sedangkan jelas-jelas beda keyakinan dibela mati-matian.
Kalau Muhammadiyah mulai membubarkan kegiatan HTI, membenci ketegasan FPI, menghalang-halangi pengajian MTA, mengacaukan kegiatan para penyeru sunnah, menggagalkan kajian Dr. Zakir Naik. Tidak peduli aksi dan mencaci aksi 212, 313 dan sejenisnya serta menampakkan perilaku keberingasan meski dibingkai intelektualitas, tidak usah nanti…
Sekarangpun aku langsung benar-benar membenci…… [SAP]
Meskipun anti kekerasan dan terorisme, tidak takut memberikan pembelaan kepada terduga teroris yang teraniaya karena mekanisme yang menurutnya banyak ‘misteri’. Kok nggak memilih duduk manis sambil terus ikut teriak basmi teroris ….? Mbok ya proaktif ikut gerakan deradikalisasi kan banyak keuntungan materi yang bisa dimanfaatkan.
Muhammadiyah sepakat dengan asaz Pancasila tapi tidak mau membenci mereka yang nerlainan pendapatnya. Muhammadiyah berbeda pemahaman dengan MTA tapi belum pernah terdengar mereka menghalang-halangi atau membubarkan pengajian MTA.
Tidak semeja dengan HTI, tapi kok nggak mau memusuhi, memerangi atau minimal menolak kegiatan yang dilaksanakan. Sukur mau proaktif ikut membubarkan. Sama sekali tidak ada hubungan dengan Dr. Zakir Naik dan beberapa prinsipnya berbeda, tapi tidak pernah mau mencela apalagi mengagitasi pihak lain agar membenci beliau.
Tanpa seruan khusus masa Muhammadiyah hampir seragam menyikapi pilkada DKI, tidak ada yang ‘pating penthalit’. Saya juga heran meskipun memiliki pasukan KOKAM dan Tapak Suci kok jarang sekali terdengar menggunakan kekerasan padahal jelas-jelas beberapa amal usahanya diganggu. Tetapi lebih mempercayakan pada aparat negara yang tersedia.
Saya melihat Muhammadiyah memandang bid’ah adanya tahlilan (; baca selamatan kematian), tidak biasa maulidan, berpandangan lain pada kegiatan manaqiban, barzanjian (berjanjen) dan sejenisnya tetapi bisa hidup rukun dengan NU, saudaranya.
Lebih suka dekat dan berlemah lembut dengan sesama muslim tetapi tidak membenci apalagi memerangi yang lain. Tidak menggantungkan bantuan pemerintah namun amal usahanya luar biasa banyak dan manajemennya cenderung rapi.
Aku memang BENCI dengan Muhammadiyah, benar-benar cinta. Pesanku, tetaplah pada sikapmu tidak usah propaganda sebagai ormas paling toleran, tetapi justru jika beda pendapat sesama muslim terus membenci. Sedangkan jelas-jelas beda keyakinan dibela mati-matian.
Kalau Muhammadiyah mulai membubarkan kegiatan HTI, membenci ketegasan FPI, menghalang-halangi pengajian MTA, mengacaukan kegiatan para penyeru sunnah, menggagalkan kajian Dr. Zakir Naik. Tidak peduli aksi dan mencaci aksi 212, 313 dan sejenisnya serta menampakkan perilaku keberingasan meski dibingkai intelektualitas, tidak usah nanti…
Sekarangpun aku langsung benar-benar membenci…… [SAP]
[...]Setalah membaca, bantu kami menyukai FP Pos Liputan :)
Post a Comment