Header Ads

Qatar Ancam Keluar dari Dewan Kerjasama Teluk?

[...]

Qatar Ancam Keluar dari Dewan Kerjasama Teluk?

www.posliputan.com - Kabar bahwa Qatar mengancam untuk menarik diri dari Dewan Kerjasama Teluk (GCC) adalah berita palsu. Demikian menurut seorang sumber Qatar dan Mesir kepada The New Arab, Selasa (11/07).

Sumber tersebut mengatakan bahwa surat yang diterbitkan oleh kantor berita Mesir MENA dari Menteri Luar Negeri Qatar ke Sekretaris Jenderal GCC sehari sebelumnya, adalah �berita palsu� yang dibuat oleh pihak berwenang di Kairo.

Dalam surat tersebut, Qatar memberikan waktu tiga hari kepada Arab Saudi dan sekutunya untuk mengangkat blokade yang dikenakan padanya. Selain itu, Qatar juga meminta ganti atas kerugian politik dan ekonomi atau jika tidak pihaknya akan mengumumkan penarikannya dari serikat politik dan ekonomi Teluk.

�Ini adalah upaya putus asa untuk melukai posisi Qatar dan menempatkan hambatan dalam upaya Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson untuk meredakan krisis Teluk,� kata seorang sumber Qatar.

Tillerson tiba di Qatar pada hari Selasa untuk melakukan pembicaraan mengenai krisis tersebut setelah mengunjungi Kuwait dan akan mengunjungi daerah pembangkit tenaga listrik regional, dan sekutu AS lama, Arab Saudi sebelum meninggalkan Teluk pada hari Kamis.

Adapun sumber di media Mesir menjelaskan bahwa sebuah badan resmi telah membuat dokumen tersebut dan menyebarkannya ke media.

�Ini mengejutkan kami saat pemimpin redaksi kami mengirimi kami pernyataan tersebut dan mengatakan kepada kami untuk menerbitkannya dalam format yang sama seperti yang telah kami sampaikan,� kata seorang staf senior di sebuah surat kabar yang dikelola pemerintah di Kairo.

�Teks pernyataannya sangat tidak masuk akal. Bahasa yang digunakannya terlalu kuat untuk saat krisis telah tenang sampai batas tertentu,� tambah sumber tersebut.

Krisis di Teluk sendiri dipicu oleh peretasan Qatar News Agency, dengan para hacker menanamkan komentar kontroversial yang dibuat oleh emir negara tersebut untuk memicu kemarahan yang diilhami oleh berita palsu.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir mengumumkan sanksi pada tanggal 5 Juni untuk elawan Qatar atas tuduhan mendukung ekstremisme.

Pada 22 Juni, blok yang dipimpin Saudi mengeluarkan daftar 13 tuntutan untuk diakhirinya sanksi, termasuk penutupan saluran berita Al Jazeera dan The New Arab yang berbasis di London, menurunkan hubungan dengan Iran dan menutup sebuah pangkalan militer Turki di Doha. Qatar menolak untuk mematuhi tuntutan tersebut dan secara konsisten membantah semua tuduhan. [opb / kn]
[...]Setalah membaca, bantu kami menyukai FP Pos Liputan :)

No comments

Powered by Blogger.